• Pengukuran,Besaran, dan Satuan

    1
    Pengukuran,
    Besaran, dan
    Satuan
    A. Sistem
    Pengukuran
    B. Angka Penting
    C. Besaran dan
    Satuan
    Seberapa besarkah massa tubuh Anda, 40 kg, 60 kg, atau 80 kg? Bagaimana
    Anda dapat mengetahui massa Anda tersebut? Anda dapat mengetahui
    massa Anda tersebut dengan cara mengukur massa tubuh Anda dengan
    menggunakan timbangan badan. Timbangan badan atau neraca adalah alat
    yang dapat digunakan untuk mengukur massa suatu benda.
    Dalam kehidupan sehari-hari, selain neraca, banyak sekali alat ukur
    yang dapat membantu Anda untuk mengetahui besaran yang Anda ukur.
    Ketika ingin mengukur tinggi badan Anda, mistar atau meteran pita dapat
    Anda gunakan. Ketika suhu tubuh Anda panas, Anda dapat menggunakan
    termometer untuk mengetahui seberapa panas suhu tubuh Anda.
    Demikian pula, ketika Anda ingin mengetahui berapa lama suatu peristiwa
    berlangsung, Anda dapat menggunakan jam atau stopwatch. Selain itu
    Anda pun dapat mengukur diameter sebuah benda dengan menggunakan
    jangka sorong atau mikrometer sekrup. Sebenarnya, masih banyak alat
    ukur lainnya yang dapat Anda temukan. Dapatkah Anda menyebutkan
    dan menggunakannya? Supaya Anda lebih memahami cara mengukur
    besaran Fisika, seperti massa, panjang, dan waktu, pelajarilah bab ini
    dengan saksama.
    Sumber: CD Image
    Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep besaran Fisika dan pengukurannya
    dengan cara mengukur besaran Fisika, seperti massa, panjang, dan waktu.
    1 B a b 1
    2 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
    A Sistem Pengukuran
    Amatilah tinggi badan teman Anda, apakah terlihat lebih tinggi atau
    lebih pendek daripada badan Anda? Anda dapat mengetahui jawabannya
    dengan membandingkan tinggi badan Anda dengan teman Anda. Akan
    tetapi, Anda akan mengalami kesulitan dalam menentukan secara tepat
    seberapa besar perbedaan tinggi yang ada pada Anda dan teman Anda.
    Dalam menentukan besarnya perbedaan ini, Anda tentunya membutuhkan
    alat bantu yang dapat memberikan solusinya dengan tepat.
    Dalam kasus ini, secara tidak langsung Anda telah melakukan suatu
    proses pengukuran. Membandingkan suatu besaran dengan besaran lain
    yang telah ditetapkan sebagai standar pengukuran disebut mengukur. Alat
    bantu dalam proses pengukuran disebut alat ukur. Berikut ini akan
    dijelaskan proses pengukuran dengan menggunakan beberapa alat ukur,
    antara lain alat ukur panjang (mistar, jangka sorong, dan mikrometer
    sekrup), alat ukur massa, dan alat ukur waktu.
    1. Alat Ukur
    Ketika Anda akan melakukan pengukuran suatu besaran Fisika, dibutuhkan
    alat ukur untuk membantu Anda mendapatkan data hasil pengukuran. Untuk
    mengukur panjang suatu benda, dapat menggunakan mistar, jangka sorong,
    atau mikrometer ulir (sekrup). Untuk mengukur massa suatu benda dapat
    menggunakan timbangan atau neraca. Adapun untuk mengukur waktu, Anda
    dapat menggunakan jam atau stopwatch. Dapatkah Anda menyebutkan alat
    ukur lainnya selain alat ukur tersebut?
    Selain faktor alat ukur, untuk mendapatkan data hasil pengukuran yang
    akurat perlu juga dipertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
    proses pengukuran, antara lain benda yang diukur, proses pengukuran, kondisi
    lingkungan, dan orang yang melakukan pengukuran.
    a. Mistar Ukur
    Pada umumnya, mistar sebagai alat ukur panjang memiliki dua skala
    ukuran, yaitu skala utama dan skala terkecil. Satuan untuk skala utama adalah
    sentimeter (cm) dan satuan untuk skala terkecil adalah milimeter (mm). Skala
    terkecil pada mistar memiliki nilai 1 milimeter, seperti yang terlihat pada
    Gambar 1.1. Jarak antara skala utama adalah 1 cm. Di antara skala utama
    terdapat 10 bagian skala terkecil sehingga satu skala terkecil memiliki nilai
    1 cm
    10 = 0,1 cm atau 1 mm. Mistar memiliki ketelitian atau ketidakpastian
    pengukuran sebesar 0,5 mm atau 0,05 cm, yakni setengah dari nilai skala
    terkecil yang dimiliki oleh mistar tersebut. Selain skala sentimeter (cm),
    terdapat juga skala lainnya pada mistar ukur. Tahukah Anda mengenai skala
    tersebut? Kapankah skala tersebut digunakan?
    b. Jangka Sorong
    Pernahkah Anda melihat atau menggunakan alat ukur yang memiliki
    skala nonius? Salah satu alat ukur ini adalah jangka sorong. Anda dapat
    menggunakan alat ukur ini untuk mengukur diameter dalam, diameter luar,
    serta kedalaman suatu benda yang akan diukur.
    Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang terdiri atas skala
    utama, skala nonius, rahang pengatur garis tengah dalam, rahang pengatur
    garis tengah luar, dan pengukur kedalaman. Rahang pengatur garis tengah
    Sumber: bioc.rice.edu
    Gambar 1.1
    Skala pada mistar ukur.
    1. Sebutkanlah 4 alat ukur
    yang Anda ketahui dan
    jelaskan kegunaannya.
    2. Sebutkan jenis-jenis
    besaran yang Anda ketahui.
    3. Bagaimanakah cara
    penulisan hasil suatu
    pengukuran?
    Soal Pramateri
    Pengukuran, Besaran, dan Satuan 3
    dalam dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian dalam sebuah
    benda. Adapun rahang pengatur garis tengah bagian luar dapat digunakan
    untuk mengukur diameter bagian luar sebuah benda.
    Gambar 1.2
    Alat ukur jangka sorong dengan
    bagian-bagiannya.
    Coba Anda ukur panjang sebuah benda dengan menggunakan alat ukur
    ini. Ketika Anda menggunakan jangka sorong, Anda akan menemukan nilai
    skala terkecil pada alat ukur tersebut. Tahukah Anda apakah nilai skala
    terkecil itu? Nilai skala terkecil pada jangka sorong, yakni perbandingan
    antara satu nilai skala utama dengan jumlah skala nonius. Skala nonius jangka
    sorong pada Gambar 1.2, memiliki jumlah skala 20 maka skala terkecil dari
    jangka sorong tersebut adalah
    1 mm
    20 = 0,05 mm. Nilai ketidakpastian jangka
    sorong ini adalah setengah dari skala terkecil sehingga jika dituliskan secara
    matematis, diperoleh
    Δ =1
    2
    x × 0,05 mm = 0,025 mm
    b. Mikrometer Ulir (Sekrup)
    Seperti halnya jangka sorong, mikrometer ulir (sekrup) terbagi ke dalam
    beberapa bagian, di antaranya landasan, poros, selubung dalam, selubung
    luar, roda bergerigi, kunci poros, dan bingkai (Gambar 1.3). Skala utama dan
    nonius terdapat dalam selubung bagian dalam dan selubung bagian luar.
    Gambar 1.3
    Alat ukur mikrometer sekrup
    dengan bagian-bagiannya.
    Selubung bagian luar adalah tempat skala nonius yang memiliki 50 bagian
    skala. Satu skala nonius memiliki nilai 0,01 mm. Hal ini dapat diketahui ketika
    Anda memutar selubung bagian luar sebanyak satu kali putaran penuh, akan
    diperoleh nilai 0,5 mm skala utama. Oleh karena itu, nilai satu skala nonius
    adalah
    0,5
    50
    mm = 0,01 mm sehingga nilai ketelitian atau ketidakpastian
    mikrometer ulir (sekrup) adalah Δ =1
    2
    x × 0,01 mm = 0,005 mm atau 0,0005 cm.
    • Besaran Fisika
    • Jangka sorong
    • Ketidakpastian pengukuran
    • Mikrometer ulir
    • Mistar ukur
    • Nilai skala terkecil
    • Sistem pengukuran
    • Skala nonius
    • Skala utama
    Kata Kunci
    skala utama
    skala nonius pengukur kedalaman
    rahang pengatur garis tengah dalam
    Sumber: CD Image
    rahang pengatur garis tengah luar
    landasan
    poros poros
    selubung luar
    (skala nonius)
    roda bergigi
    selubung
    dalam (skala
    utama)
    kunci poros
    bingkai
    Sumber: CD image
    4 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
    Jika jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter benda, begitu
    pula dengan mikrometer sekrup. Menurut Anda, dari kedua alat ukur
    tersebut, manakah yang memiliki nilai keakuratan yang tinggi?
    c. Stopwatch
    Pernahkah Anda mengukur,berapa lama Anda berlari? Menggunakan
    apakah Anda mengukurnya? Banyak sekali macam dan jenis alat ukur waktu.
    Salah satu contohnya adalah stopwatch. Stopwatch merupakan alat pengukur
    waktu yang memiliki skala utama (detik) dan skala terkecil (milidetik). Pada
    skala utama, terdapat 10 bagian skala terkecil sehingga nilai satu skala terkecil
    yang dimiliki oleh stopwatch analog adalah 0,1 detik. Ketelitian atau
    ketidakpastian (Δx) dari alat ukur stopwatch analog adalah Δ = 1
    2
    x × 0,1 detik
    = 0,05 detik. Selain stopwatch analog, terdapat juga stopwatch digital. Menurut
    Anda samakah pengukuran stopwatch analog dengan stopwatch digital?
    Manakah yang lebih akurat?
    e. Neraca
    Mungkin Anda pernah menimbang sebuah telur dengan menggunakan
    timbangan atau membandingkan massa dua buah benda, dengan menggunakan
    kedua tangan Anda. Dalam hal ini Anda sedang melakukan
    pengukuran massa. Hanya saja alat yang digunakan berbeda. Terdapat
    banyak macam alat ukur massa, misalnya neraca ohaus, neraca pegas,
    dan timbangan. Setiap alat ukur massa memiliki cara pengukuran yang
    berbeda. Cobalah Anda ukur massa sebuah benda kemudian tuliskan
    cara mengukurnya.
    2. Pengukuran Tunggal dan Pengukuran Berulang
    Dalam melakukan pengukuran, mungkin Anda pernah merasa bahwa
    dengan hanya sekali mengukur, data yang diperoleh sudah memiliki tingkat
    ketelitian yang cukup. Akan tetapi, adakalanya pengukuran tidak dapat
    dilakukan hanya sekali, melainkan berulang-ulang. Oleh karena itu,
    pengukuran dibagi menjadi dua cara, yakni pengukuran tunggal dan
    pengukuran berulang.
    a. Pengukuran Tunggal
    1) Pengukuran tunggal menggunakan mistar
    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ketelitian pengukuran
    mistar adalah 0,5 mm. Setiap pengukuran selalu disertai dengan
    ketidakpastian sehingga nilai ini selalu diikutsertakan dalam hasil
    pengukuran. Coba perhatikan Gambar 1.6. Misalkan, hasil pengukuran
    Sumber: www.catsquared.com
    Gambar 1.4
    Pengukuran menggunakan
    stopwatch analog dalam
    mengukur waktu.
    Gambar 1.5
    Neraca ohaus digunakan
    sebagai alat ukur massa.
    Sumber: www.scales-r-us
    Pengukuran, Besaran, dan Satuan 5
    Sumber: www.charleslocksmith.com
    adalah 2,1 cm. Oleh karena ketidakpastian memiliki nilai dua angka di
    belakang koma, yakni 0,05 cm maka hasil pengukuran ditulis pula dalam
    dua angka di belakang koma sehingga menjadi 2,10 cm. Panjang
    pengukuran dapat dituliskan menjadi:
    􀁁 = x + Δx (1–1)
    atau
    􀁁 = 2,10 cm + 0,05 cm
    Variabel x adalah nilai hasil pengukuran, Δx nilai ketidakpastian, dan 􀁁
    adalah nilai panjang pengukuran. Hasil pengukuran tersebut dapat diartikan
    bahwa panjang hasil pengukuran berada di antara 2,05 cm dan 2,15 cm.
    Secara matematis, dapat dituliskan
    Gambar 1.7
    Pengukuran menggunakan jangka
    sorong.
    Gambar 1.8
    Hasil pengukuran menggunakan
    mikrometer ulir (sekrup).
    Gambar 1.6
    Pengukuran menggunakan
    mistar ukur.
    2,05 cm < x0 < 2,15 cm
    dengan x0 adalah panjang hasil pengukuran.
    2) Pengukuran tunggal menggunakan jangka sorong
    Anda telah mempelajari pengukuran tunggal menggunakan mistar.
    Sekarang, Anda akan belajar bagaimana melakukan pengukuran tunggal
    menggunakan jangka sorong.
    Perhatikan Gambar 1.7. Hasil pengukuran panjang sebuah logam yang
    terbaca pada skala utama, yakni berada di antara 2,3 cm dan 2,4 cm. Nilai
    ini didapat dari pembacaan posisi nilai nol pada skala nonius yang berada
    di antara nilai 2,3 cm dan 2,4 cm pada skala utama. Perhatikan skala nonius
    pada Gambar 1.7. Skala atau garis ke-12 pada skala nonius berhimpit dengan
    skala atau garis pada skala utama, yakni pada nilai 4,7 cm. Oleh karena nilai
    terkecil dari skala nonius adalah 0,05 mm atau 0,005 cm, penulisan panjang
    logam menjadi 2,3 cm + (12 × 0,005 cm) = 2,36 cm.
    Seperti yang Anda ketahui bahwa setiap alat ukur memiliki nilai tingkat
    ketelitian atau ketidakpastian. Nilai ketelitian yang dimiliki oleh jangka
    sorong adalah setengah dari nilai skala terkecil, yakni 0,025 mm atau 0,0025 cm.
    Seperti halnya pengukuran tunggal menggunakan mistar, nilai di belakang
    koma pada nilai ketelitian harus sama dengan nilai di belakang koma pada
    nilai hasil pengukuran. Oleh karena itu, panjang logam dapat ditulis kembali
    menjadi 2,3600 cm. Panjang hasil pengukuran secara matematis dapat ditulis:
    􀁁 = (2,3600 + 0,0025) cm
    atau
    2,3575 cm < 􀁁0 < 2,3625 cm
    3) Pengukuran tunggal menggunakan mikrometer ulir (sekrup)
    Pada Gambar 1.8 terlihat nilai skala utama yang terbaca dari hasil
    pengukuran panjang dari benda adalah 5 mm. Nilai skala utama yang terbaca
    tersebut diperoleh dari nilai yang berhimpit dengan selubung bagian luar.
    Skala nonius yang berhimpit dengan sumbu utama pada skala utama menunjukkan
    nilai nonius yang terbaca, yakni bagian skala ke-45.
    Oleh karena nilai terkecil yang dimiliki mikrometer ulir pada skala
    nonius adalah 0,01 mm, nilai yang terbaca pada skala nonius menjadi 0,45
    mm dan panjang benda menjadi 5 mm + 0,45 mm = 5,45 mm. Nilai ketelitian
    yang dimiliki mikrometer ulir (sekrup) adalah 0,005 mm, yakni setengah
    dari skala terkecil yang dimiliki skala nonius pada mikrometer ulir. Nilai
    ketelitian mikrometer ulir memiliki tiga nilai di belakang koma sehingga
    Sumber: Dokumentasi Penerbit
    Sumber: Dokumentasi Penerbit
    6 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
    nilai pengukurannya harus ditulis 5,450 mm dan panjang pengukuran adalah
    􀁁 = (5,450 mm + 0,005 mm)
    dan secara matematis, dapat ditulis
    5,345 mm < 􀁁0 < 5,455 mm
    Setelah Anda memahami mengenai pengukuran tunggal pada mistar,
    jangka sorong, dan mikrometer sekrup, bagaimanakah caranya jika Anda
    melakukan pengukuran tunggal dengan menggunakan stopwatch dan neraca?
    Coba diskusikan bersama teman dan guru Anda.
    b. Pengukuran Berulang
    Setelah Anda mempelajari pengukuran tunggal, sekarang Anda akan
    belajar pengukuran berulang. Pengukuran berulang adalah pengukuran yang
    dilakukan tidak hanya sekali, melainkan berulang-ulang supaya mendapatkan
    ketelitian yang maksimal dan akurat. Pengukuran berulang digunakan ketika
    dalam proses mengukur, Anda mendapatkan hasil yang berbeda-beda dari
    segi pandang, baik dari segi pengamat (pengukur) maupun dari segi objek
    yang diukur. Ketika Anda melakukan pengukuran tunggal, ketelitian atau
    ketidakpastian yang diperoleh adalah setengah dari skala terkecil. Dalam
    pengukuran berulang, pernyataan ini tidak berlaku melainkan menggunakan
    simpangan baku (Sx).
    Hasil pengukuran panjang suatu benda dapat berbeda-beda jika dilakukan
    berulang-ulang. Laporan hasil pengukurannya berupa rata-rata nilai hasil
    pengukuran dengan ketidakpastian yang sama dengan simpangan bakunya.
    Sebagai contoh, hasil pengukuran panjang sebuah benda sebanyak n kali
    adalah x1, x2, x3, …, xn. Nilai rata-ratanya, yaitu
    + + + + +
    = = Σ i 1 2 3 4 ... n x x x x x x
    x
    n n
    (1–2)
    dengan n adalah jumlah data yang diukur dan x adalah nilai rata-rata hasil
    pengukuran. Simpangan bakunya dapat ditulis sebagai berikut.

    =

    Σ( )2
    ( 1)
    i
    x
    x x
    S
    n (1–3)
    Oleh karena itu, hasil pengukuran dapat ditulis menjadi
    x = x + Sx (1–4)
    Ketidakpastian pengukuran berulang sering dinyatakan dalam persen
    atau disebut ketidakpastian relatif. Secara matematis dituliskan sebagai
    berikut
    Ketidakpastian relatif =
    Δ
    0
    x
    x × 10%
    dengan: Δx = ketidakpastian, dan
    x = data hasil pengukuran.
    • Neraca
    • Pengukuran berulang
    • Pengukuran tunggal
    • Stopwatch
    Kata Kunci
    Pengukuran, Besaran, dan Satuan 7
    Adapun untuk menentukan ketidakpastian gabungan dapat Anda lihat
    pada Tabel 1.1 berikut ini.
    dengan Z, A, dan B variabel pengukuran
    ΔZ, ΔA, dan ΔB = ketidakpastian hasil pengukuran.
    Hubungan Antara
    Z dan (A, B)
    Hubungan Antara Kesalahan
    ΔZ dan (ΔA, ΔZ )
    1.
    2.
    3.
    4.
    Z = A + B
    Z = A – B
    Z = A × B
    Z =
    A
    B
    (ΔZ)2 = (ΔA)2 +(ΔB)2
    (ΔZ)2 = (ΔA)2 +(ΔB)2
    2 2 2 Z A B
    Z A B
    ⎛ Δ ⎞ = ⎛ Δ ⎞ + ⎛ Δ ⎞ ⎜⎝ ⎟⎠ ⎜⎝ ⎟⎠ ⎜⎝ ⎟⎠
    2 2 2 Z A B
    Z A B
    ⎛ Δ ⎞ = ⎛ Δ ⎞ + ⎛ Δ ⎞ ⎜⎝ ⎟⎠ ⎜⎝ ⎟⎠ ⎜⎝ ⎟⎠
    No
    Tabel 1.1 Rumus Ketidakpastian Gabungan
    Mahir Meneliti
    Sumber: Buku Seri Pelatihan Olimpiade Fisika Internasional
    Alat dan Bahan
    1. Stopwatch
    2. Bola tenis atau bola kasti
    3. Meteran
    4. Neraca atau timbangan
    Prosedur
    1. Ukurlah massa bola menggunakan neraca atau timbangan.
    2. Jatuhkanlah bola dari ketinggian 1 m. Untuk mengetahui tinggi tersebut
    gunakanlah meteran.
    3. Catat waktu hingga mencapai tanah.
    4. Ulangi prosedur nomor 1 dan 2 hingga lima kali.
    5. Ubahlah ketinggian jatuh bola menjadi 2 m dan 3 m.
    6. Lalu, masukkan hasil pengukuran ke dalam tabel berikut.
    Mengukur Massa dan Waktu Jatuh Bola
    Percobaan
    Ke-
    Waktu Jatuh (s)
    1.
    2.
    3.
    4.
    5.
    ..........................................................................
    ..........................................................................
    ..........................................................................
    ..........................................................................
    ..........................................................................
    Ketinggian 1 m
    Pengukuran Massa Bola
    Pengukuran
    Ke-
    Massa (kg)
    1.
    2.
    3.
    4.
    5.
    ..........................................................................
    ..........................................................................
    ..........................................................................
    ..........................................................................
    ..........................................................................
    8 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
    a Potongan skala mistar ukur
    3 4 5 6 7
    10
    15
    20
    25
    30
    c Potongan skala mikrometer ulir
    Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda.
    1. Sebutkan beberapa alat ukur yang telah Anda pelajari.
    Jelaskan manfaat dari alat ukur tersebut dalam
    kehidupan sehari-hari.
    2. Apa perbedaan pengukuran tunggal dengan pengukuran
    berulang? Bagaimanakah cara memperoleh
    data hasil pengukuran menggunakan cara tersebut?
    3. Jika Anda hendak mengukur massa tubuh Anda,
    alat ukur apakah yang akan Anda gunakan?
    Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
    pengukuran massa tubuh Anda tersebut.
    4. Jika Anda diberikan data hasil pengukuran seperti
    berikut ini, tentukanlah nilai panjang pensil dengan
    menggunakan pengukuran berulang.
    5. Tentukanlah hasil pengukuran pada gambar a, b, c.
    dan d berikut.
    Pengukuran ke-i
    12345
    xi (cm)
    16,5
    16,4
    16,6
    16,5
    16,5
    Soal Penguasaan Materi 1.1
    Percobaan
    Ke-
    Waktu Jatuh (s)
    1.
    2.
    3.
    4.
    5.
    ..........................................................................
    ..........................................................................
    ..........................................................................
    ..........................................................................
    ..........................................................................
    Ketinggian 2 m
    Percobaan
    Ke-
    Waktu Jatuh (s)
    1.
    2.
    3.
    4.
    5.
    ..........................................................................
    ..........................................................................
    ..........................................................................
    ..........................................................................
    ..........................................................................
    Ketinggian 3 m
    7. Laporkanlah hasil pengukuran Anda lengkap dengan ketidakpastiannya.
    8. Diskusikan hasilnya kepada guru Anda dan presentasikan di depan kelas.
    9 1 0
    b Potongan skala jangka sorong
    d Stopwatch
    Pengukuran, Besaran, dan Satuan 9
    Tentukanlah oleh Anda, jumlah angka penting dari setiap hasil pengukuran massa
    dan waktu jatuh bola pada kegiatan Mahir Meneliti pada halaman 7.
    Kerjakanlah
    B Angka Penting
    Hasil pengukuran yang telah Anda lakukan dengan menggunakan alat
    ukur adalah nilai data hasil pengukuran. Nilai ini berupa angka-angka dan
    termasuk angka penting. Jadi, definisi dari angka penting adalah semua
    angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, termasuk angka terakhir yang
    ditaksir atau diragukan. Angka-angka penting ini terdiri atas angka-angka
    pasti dan satu angka taksiran yang sesuai dengan tingkat ketelitian alat ukur
    yang digunakan.
    Semua angka-angka hasil pengukuran adalah bagian dari angka penting.
    Namun, tidak semua angka hasil pengukuran merupakan angka penting.
    Berikut ini merupakan aturan penulisan nilai dari hasil pengukuran.
    a. Semua angka bukan nol merupakan angka penting. Jadi, 548 memiliki
    3 angka penting dan 1,871 memiliki 4 angka penting.
    b. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka
    penting. Jadi, 2,022 memiliki 4 angka penting.
    c. Angka nol yang terletak di sebelah kanan tanda koma dan angka bukan
    nol termasuk angka penting.
    d. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik yang terletak
    di sebelah kiri maupun di sebelah kanan koma desimal, bukan angka penting.
    Jadi, 0,63 memiliki 2 angka penting dan 0,008 memiliki 1 angka penting.
    Hal ini akan lebih mudah terlihat jika ditulis 63 × 10–2 dan 8 × 10–3.
    Dalam penulisan hasil pengukuran, ada kalanya terdapat angka yang
    digarisbawahi. Tanda garis bawah ini menunjukkan nilai yang diragukan.
    Angka yang digarisbawahi termasuk angka penting, tetapi angka setelah
    angka yang diragukan bukan angka penting. Jadi, 3541 memiliki 3 angka
    penting dan 501,35 memiliki 4 angka penting.
    Yard Perunggu (1497)
    ''Sistem kerajaan'' pengukuran
    berasal dari bangsa romawi.
    Sebagian di antaranya masih
    bertahan di Inggris, dan sedikit
    berbeda dengan ragam yang
    masih digunakan di Amerika
    Serikat. Standar panjang yang
    digunakan adalah yard, yang
    dibagi menjadi 3 kaki, masingmasing
    terdiri atas 12 inci.
    Ketepatan yard resmi ini kurang
    pas menurut standar modern,
    yakni ketika panjang diukur
    menggunakan sinar laser. Akan
    tetapi, ukuran ini cukup baik
    untuk teknologi pada zamannya.
    Sumber: Jendela Iptek, 1997
    J e l a j a h
    F i s i k a
    C Besaran dan Satuan
    Cobalah Anda ukur panjang, lebar, dan tinggi buku Anda menggunakan
    mistar. Berapa hasilnya? Tentu hasilnya akan berbeda antara satu buku dan
    buku lainnya. Misalnya, buku pertama panjangnya 20 cm, lebarnya 15 cm,
    dan tebalnya 4 cm. Panjang, lebar, dan tinggi buku yang Anda ukur tersebut,
    dalam fisika, merupakan contoh-contoh besaran. Sementara itu, angka 20,
    15, dan 4 menyatakan besar dari besaran tersebut dan dinyatakan dalam
    satuan centimeter (cm). Dengan demikian, besaran adalah sesuatu yang
    dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, sedangkan satuan adalah
    ukuran suatu besaran.
    Banyak besaran-besaran dalam fisika. Akan tetapi, secara umum, besaran
    dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
    Untuk lebih memahaminya, pelajari bahasan-bahasan berikut ini.
    10 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
    Besaran
    Tambahan Satuan
    Lambang
    Satuan
    Sudut datar
    Sudut ruang
    rad
    sr
    Tabel 1.3 Dua Besaran Tambahan dalam Sistem Internasional
    radian
    steradian
    Besaran Pokok Satuan Lambang Satuan
    Panjang
    Massa
    Waktu
    Arus Listrik
    Suhu
    Intensitas Cahaya
    Jumlah Zat
    meter
    kilogram
    sekon (detik)
    ampere
    kelvin
    kandela
    mole
    m
    kg
    s
    AK cd
    mol
    Tabel 1.2 Tujuh Besaran Pokok dalam Sistem Internasional
    1. Besaran Pokok dan Turunan
    Setiap besaran memiliki satuan yang berbeda sesuai dengan yang telah
    ditetapkan. Besaran dalam Fisika dikelompokkan menjadi besaran pokok
    dan besaran turunan.
    a. Besaran Pokok
    Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih
    dahulu dan tidak bergantung pada besaran lainnya. Terdapat tujuh besaran
    pokok yang telah ditetapkan, yakni massa, waktu, panjang, kuat arus listrik,
    temperatur, intensitas cahaya, dan jumlah zat. Selain itu, terdapat dua
    besaran tambahan yang tidak memiliki dimensi, yakni sudut datar dan
    sudut ruang (tiga dimensi). Satuan dan lambang satuan dari besaran pokok
    dapat Anda lihat pada Tabel 1.2 dan Tabel 1.3 berikut.
    Solusi
    Cerdas
    Di antara kelompok besaran
    berikut ini yang hanya terdiri
    atas besaran turunan
    adalah ....
    a. kuat arus, massa, gaya
    b. suhu, massa, volume
    c. waktu, volume, percepatan
    d. usaha, gaya, percepatan
    e. kecepatan, suhu, jumlah
    zat
    Penyelesaian
    Yang termasuk besaran pokok
    adalah panjang, massa, waktu,
    suhu, kuat arus, jumlah zat,
    dan intensitas cahaya. Adapun
    yang termasuk besaran
    turunan adalah volume,
    kecepatan, gaya, energi,
    percepatan, massa jenis, dan
    usaha.
    Jawab: d
    Ebtanas 1994
    b. Besaran Turunan
    Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari beberapa besaran
    pokok. Sebagai contoh, volume sebuah balok adalah panjang × lebar × tinggi.
    Panjang, lebar, dan tinggi adalah besaran pokok yang sama. Dengan kata
    lain, volume diturunkan dari tiga besaran pokok yang sama, yakni panjang.
    Contoh lain adalah kelajuan, yakni jarak dibagi waktu. Kelajuan diturunkan
    dari dua besaran pokok yang berbeda, yakni panjang (jarak) dan waktu.
    Selain memiliki satuan yang diturunkan dari satuan besaran pokok,
    besaran turunan juga ada yang memiliki nama satuan tersendiri. Beberapa
    contoh besaran turunan dan satuannya ditampilkan pada Tabel 1.4.
    Besaran
    Turunan
    Satuan Lambang
    Satuan
    Gaya
    Energi
    Daya
    Tekanan
    Frekuensi
    Muatan Listrik
    Beda Potensial
    Hambatan Listrik
    newton
    joule
    watt
    pascal
    hertz
    coulomb
    volt
    ohm
    NJ
    W
    Pa
    Hz
    C

    Tabel 1.4 Besaran Turunan yang Memiliki Satuan Tersendiri
    Pengukuran, Besaran, dan Satuan 11
    2. Satuan
    Ada dua macam sistem satuan yang sering digunakan dalam ilmu Fisika
    dan ilmu teknik, yakni sistem metrik dan sistem Inggris. Satuan yang akan
    dibahas dalam materi ini adalah sistem metrik saja. Sistem metrik kali pertama
    digunakan di negara Prancis yang dibagi menjadi dua bagian, yakni sistem
    MKS (meter - kilogram - sekon) dan CGS (centimeter - gram - sekon). Akan
    tetapi, satuan internasional menetapkan sistem MKS sebagai satuan yang
    dipakai untuk tujuh besaran pokok.
    a. Penetapan Satuan Panjang
    Kali pertama, satu meter didefinisikan sebagai jarak antara dua goresan
    yang terdapat pada kedua ujung batang platina-iridium pada suhu 0°C yang
    disimpan di Sevres dekat Paris. Batang ini disebut meter standar. Meskipun
    telah disimpan pada tempat yang aman dari pengaruh fisik dan kimia, meter
    standar ini akhirnya mengalami perubahan panjang walaupun sangat kecil.
    Pada 1960, satu meter standar didefinisikan sebagai jarak yang sama dengan
    1.650.763,73 kali riak panjang gelombang cahaya merah-jingga yang dihasilkan
    oleh gas kripton.
    b. Penetapan Satuan Massa
    Kilogram standar adalah sebuah massa standar, yakni massa sebuah
    silinder platina-iridium yang aslinya disimpan di Sevres dekat Paris. Di Kota
    Sevres terdapat tempat kantor internasional tentang berat dan ukuran.
    Selanjutnya, massa kilogram standar disamakan dengan massa 1 liter air murni
    pada suhu 4°C.
    c. Penetapan Satuan Waktu
    Satuan waktu dalam SI adalah detik atau sekon. Pada awalnya, 1 detik atau
    1 sekon didefinisikan dengan
    1
    86.400 hari Matahari rata-rata. Oleh karena 1 hari
    Matahari rata-rata dari tahun ke tahun tidak sama, standar ini tidak berlaku
    lagi. Pada 1956, sekon standar ditetapkan secara internasional, yakni
    1 sekon=
    1
    31.556.925,9747 lamanya tahun 1900
    Akhirnya pada 1967, ditetapkan kembali bahwa satu sekon adalah waktu
    yang diperlukan atom Cesium untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.
    d. Penetapan Satuan Arus Listrik
    Arus listrik yang diukur memiliki satuan ampere. Satu ampere didefinisikan
    sebagai jumlah muatan listrik satu coulomb (1 coulomb = 6,25 × 1018 elektron)
    yang melewati suatu penampang dalam waktu 1 sekon.
    Inci Kubik
    Alat ukur standar yang
    diperlihatkan pada gambar
    tersebut dibuat dengan lapisan
    kuningan dan nikel. Alat standar
    ini kali pertama digunakan pada
    1889 oleh Dewan Perdagangan
    Inggris untuk menentukan bobot
    satu inci kubik (16 ml) air
    murni. Bobot yang ditunjukan
    tersebut kurang lebih 1,7 kali
    ukuran yang sebenarnya, yaitu
    27,2 ml.
    Sumber: Jendela Iptek, 1997
    J e l a j a h
    F i s i k a
    Kapasitas Kapasitor
    Fluks Magnetik
    Induksi Magnetik
    Induktansi
    Fluks Cahaya
    Kuat Penerangan
    farad
    weber
    tesla
    henry
    lumen
    lux
    F
    Wb
    T
    H
    ln
    lx
    12 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
    3. Faktor Pengali
    Dalam sistem internasional, faktor pengali dari sebuah besaran pokok
    dengan besaran pokok yang lainnya adalah sama. Contoh untuk besaran
    panjang dan besaran massa, yakni seperti pada tabel berikut.
    Besaran Panjang Besaran Massa
    kilometer
    hektometer
    dekameter
    meter
    desimeter
    centimeter
    milimeter
    kilogram
    hektogram
    dekagram
    gram
    desigram
    centigram
    miligram
    Tabel 1.5 Contoh Faktor Pengali Panjang dan Massa
    Satuan-satuan panjang dan massa tersebut telah Anda pelajari di sekolah
    dasar. Faktor pengali lainnya yang akan didapatkan dalam pengukuran,
    yakni seperti pada tabel berikut.
    Waktu Lintas Dunia
    Waktu setempat menunjukkan
    pukul 12 siang ketika Matahari
    mencapai puncak ketinggiannya.
    Hal ini terjadi satu jam lebih
    lambat untuk tiap perjalanan
    sepanjang 15° ke barat. Sebuah
    kapal akan menentukan
    kedudukan longitudinalnya
    (kedudukan timur barat) dengan
    memperhatikan perbedaan
    antara waktu setempat dengan
    waktu yang ditunjukkan oleh jam
    yang dibawa dari rumah. Hal ini
    memerlukan jam yang tetap
    untuk menunjukkan ketelitian
    waktu selama perjalanan.
    Masalah ini baru terpecahkan
    pada 1735 dengan
    ditemukannya kronometer
    kapal.
    Sumber: Jendela Iptek, 1997
    J e l a j a h
    F i s i k a
    Setelah Anda mengetahui sejarah penetapan satuan tujuh besaran pokok, coba
    Anda temukan sejarah dua besaran pokok tambahan dan beberapa besaran
    turunan. Diskusikan hasilnya dengan guru Anda. Anda dapat memperoleh
    referensi dari buku, majalah, internet, ataupun dari makalah.
    Kerjakanlah
    e. Penetapan Satuan Suhu
    Sebelum 1954, titik acuan suhu diambil sebagai titik lebur es pada harga
    0°C dan titik didih air berharga 100°C pada tekanan 76 cmHg. Kemudian
    pada 1954, dalam kongres Perhimpunan Internasional Fisika, diputuskan
    bahwa suhu titik lebur es pada 76 cmHg menjadi T = 273,15 K dan titik didih air
    pada 76 cmHg menjadi T = 373,15 K.
    f. Penetapan Satuan Intensitas Cahaya
    Sumber cahaya standar kali pertama menggunakan sumber cahaya
    buatan, yang ditetapkan berdasarkan perjanjian internasional yang disebut
    sebagai lilin. Pada 1948, ditetapkan sumber cahaya standar yang baru, yakni
    cahaya yang dipancarkan oleh benda hitam pada suhu titik lebur platina
    (1.773°C) yang dinyatakan dengan satuan kandela.
    Satuan kandela didefinisikan sebagai benda hitam seluas satu meter
    persegi yang bersuhu titik lebur platina (1.773°C). Benda ini akan memancarkan
    cahaya dalam arah tegak lurus dengan kuat cahaya sebesar
    6 × 105 kandela.
    g. Penetapan Satuan Jumlah Zat
    Jumlah zat dalam satuan internasional memiliki satuan mol. Satu mol
    zat terdiri atas 6,025 × 1023 buah partikel (bilangan 6,025 × 1023 disebut dengan
    bilangan Avogadro).
    Pengukuran, Besaran, dan Satuan 13
    No. Nama Awalan Dimensi
    1234567
    Panjang
    Massa
    Waktu
    Arus listrik
    Suhu
    Intensitas cahaya
    Jumlah zat
    [L]
    [M]
    [T]
    [I]
    [θ]
    [J]
    [N]
    Tabel 1.7 Dimensi Besaran Pokok
    Dimensi suatu besaran menunjukkan bagaimana cara besaran tersebut
    tersusun oleh besaran-besaran pokok. Besaran pokok tambahan adalah sudut
    datar dan sudut ruang, masing-masing memiliki satuan radian dan steradian,
    tetapi keduanya tidak berdimensi.
    Contoh 1.1
    Faktor Pengali Nama Awalan Simbol
    10–18
    10–15
    10–12
    10–9
    10–6
    10–3
    103
    106
    109
    1012
    atto
    femto
    piko
    nano
    mikro
    mili
    kilo
    mega
    giga
    tera
    afp
    n
    μmKMGT
    Tabel 1.6 Faktor Pengali dalam SI
    Contoh penggunaanya sebagai berikut.
    1 pikometer = 10-12 meter
    1 mikrogram = 10-6 gram
    1 megahertz = 106 hertz
    1 gigawatt = 109 watt
    4. Dimensi
    Dalam Fisika, ada tujuh besaran pokok yang berdimensi dan dua besaran
    pokok tambahan yang tidak berdimensi. Semua besaran dapat ditemukan
    dimensinya. Jika dimensi sebuah besaran diketahui, dengan mudah dapat
    diketahui pula jenis besaran tersebut. Tujuh besaran pokok yang berdimensi
    dapat Anda lihat pada tabel berikut ini.
    Solusi
    Cerdas
    Suatu besaran yang memiliki
    dimensi [ML–1T–2] adalah ....
    a. gaya
    b. momentum
    c. daya
    d. tekanan
    e. energi
    Penyelesaian
    a. gaya = ma = [MLT–2]
    b. momentum = mv = [MLT–1]
    c. daya =
    E
    t = [ML2T–3]
    d. tekanan =
    F
    A = [ML–1T–2]
    e. energi =
    1
    2 mv2 = [ML2T–2]
    Jawab: d
    Ebtanas 2004
    Diketahui sebuah persamaan x = vt +
    1
    2 at2. Jika v memiliki satuan m/s, t memiliki
    satuan s, dan x memiliki satuan m, tentukanlah satuan dari besaran a.
    Jawab:
    Diketahui: v bersatuan m/s,
    x bersatuan m, dan
    t bersatuan s.
    x = vt +
    1
    2 at2
    m =
    m s
    s
    × +
    1
    2 a(s)2
    m = m +
    s2
    2
    a
    14 Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X
    1. Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran
    dengan besaran lainnya yang telah ditetapkan sebagai
    standar suatu besaran.
    2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran
    adalah
    a. alat ukur;
    b. lingkungan pengukuran; dan
    c. orang yang mengukur.
    3. Jenis-jenis alat ukur antara lain:
    a. alat ukur panjang, contohnya mistar ukur,
    jangka sorong, dan mikrometer ulir (sekrup).
    b. alat ukur massa, contohnya neraca ohaus
    c. alat ukur waktu, contohnya stopwatch
    4. Angka penting adalah semua angka yang diperoleh
    dari hasil pengukuran, termasuk angka terakhir
    yang ditaksir atau diragukan.
    5. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya
    ditetapkan terlebih dahulu dan tidak bergantung
    pada besaran lainnya.
    6. Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan
    dari beberapa besaran pokok.
    7. Kedua ruas dari persamaan harus memiliki dimensi
    yang sama.
    8. Satuan dapat diubah menjadi satuan lainnya, dalam
    besaran yang sama, dengan cara konversi satuan.

0 komentar:

Posting Komentar